Minggu, 24 Juni 2007

Liburan adalah investasi

oleh : Mike R. Sutikno
Managing Partner Financial Planner Mike Rini & Associates

Sabtu itu waktu masih menunjukkan pukul empat dini hari ketika alarm berbunyi. Rencananya Anda akan bangun dan memeriksa sekali lagi materi pertemuan pukul 8.00 pagi nanti. Dan Anda memang bangun, hanya untuk mematikan alarm. Ketika benar-benar tersadar jarum jam pendek sudah menunjukkan angka 6 lewat. Terlambat!

Dan tiga perempat jam kemudian Anda sudah dibelakang kemudi sambil meneguk jeruk hangat plus madu buatan istri. Tapi ada yang aneh...jalanan kok sepi? Bukankah Sabtu pagi di Jakarta selalu macet abadi tidak beda dengan hari kerja lainnya. Anda baru ingat kalau sekarang musimnya liburan anak sekolah. Ah...kapan terakhir kali anak-anak liburan, Anda tak ingat.

Zaman sekarang anak-anak juga tidak kalah sibuknya dan stres seperti orang tua, apalagi dengan segala tekanan Ujian Nasional. Jadi siapapun yang di akhir minggunya masih bekerja, atau ketika tak sempat lagi memikirkan diri sendiri, percayalah dia pasti membutuhkan liburan lebih dari siapapun.

Liburan terencana

Liburan bagi keluarga hampir identik dengan liburan sekolah. Mengapa demikian? Karena, rata-rata keluarga memilih waktu liburan ketika anak-anak mereka juga libur dari sekolahnya. Alasannya sederhana. Untuk menikmati waktu liburannya, anak-anak tidak perlu kehilangan waktu belajarnya di sekolah.

Hati-hati! Liburan yang tidak direncanakan dengan baik malah bisa menyebabkan bencana. Bayangkan saja kesulitan yang akan terjadi jika keluarga Anda sampai kekurangan uang di tempat liburan.

Karena itu jika pilihannya adalah bepergian, maka harus didukung dana liburan yang memadai. Dana yang memadai ini tidak berarti harus dalam jumlah besar, tetapi lebih kepada tercukupinya kebutuhan selama liburan dan yang paling penting anggaran belanja tidak sampai kebobolan. Karena itu sebaiknya sebelum berangkat ke tempat liburan, buatlah anggaran yang berisi rencana pengeluaran selama liburan, seperti contoh dibawah ini:

Transportasi. Perkirakan berapa biaya yang harus Anda cadangkan untuk transportasi pulang balik. Besar kecilnya biaya tergantung dari alat transportasi apa yang dipilih.

Penginapan. Carilah informasi mengenai biaya menginap di tempat yang Anda inginkan sehingga Anda bisa memperkirakan biaya penginapan.

Makanan. Anda mungkin tidak akan masak sendiri selama di tempat liburan, karena itu untuk biaya makan harus dicadangkan sebanyak biaya makan satu hari di kali jumlah hari yang dihabiskan selama liburan. Jika tempat liburan Anda jauhnya sekitar satu atau setengah hari perjalanan maka perlu ditambahan biaya makan dalam perjalanan.

Rekreasi. Baik sekali jika Anda memilih tempat rekreasi yang penuh petualangan juga edukatif atau yang bernilai sejarah, anak-anak bisa berlibur sambil belajar. Tentukan dulu berapa alokasi anggaran untuk rekreasi ini baru kemudian sesuaikan dengan tujuan atau tempat rekreasinya. Jika biaya rekreasi ke tempat tersebut diluar anggaran rekreasi Anda, maka sebaiknya carilah alternatif tempat lain yang terjangkau dengan budget Anda atau kurangi jumlah tempat rekreasi yang akan dikunjungi.

Belanja. Biasanya kita ingin membawa souvenir, barang kerajinan atau kue khas dari tempat liburan tersebut. Perkirakanlah secukupnya berapa anggaran untuk oleh-oleh ini dan berbelanjalah sesuai anggaran.

Biaya tak terduga. Untuk mencegah kurangnya dana karena harus membayar pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran maka cadangkanlah juga dana untuk biaya tak terduga yang besarnya sekitar 10% dari anggaran liburan Anda.

Mengoptimalkan liburan

Stereotype yang melekat pada liburan sekolah adalah hura-hura dan pemborosan. Begitulah kemungkinannya yang akan terjadi jika liburan sekolah anak tidak direncanakan dengan baik.

Barangkali hal itu yang membut orang tua me-rumahkan anaknya saat liburan. Selain lebih mudah diawasi, waktu dan biaya juga menjadi pertimbangan. Alasan yang ada benarnya, kecuali pada masalah biaya.

Tanpa rencana kegiatan anak-anak dengan mudah menjadi cepat bosan, apalagi jika Anda dan pasangan terpaksa tetap bekerja justru pada saat mereka liburan. Kebiasaaan jajan justru makin menjadi-jadi saat ini, terutama anak-anak yang beranjak remaja.

Daripada kesepian di rumah lebih baik jalan-jalan sama teman ke mal untuk nonton bioskop, belanja, pesta besar an atau malah kebut-kebutan di jalan. Bayangkan berapa banyak yang harus Anda keluarkan untuk memenuhi permintaannya sekaligus menghapus rasa bersalah karena tidak bisa menemaninya.

Karena itu jika memutuskan untuk liburan di rumah, fasilitasi anak-anak untuk berkreasi! Dorong mereka untuk merealisasikan semua ide-ide yang belum sempat direalisasikan.

Mendesain blogger atau situs pribadi , menulis cerita atau menulis artikel dan mencoba mengirimkannya ke majalah. Siapa tahu diterima ada sejumkah honor yang bisa menambah uang saku kan.

Membuat prakarya yang bisa dijual, mencoba resep-resep kue, membuat reuni kecil-kecilan dengan teman lama, mengikuti berbagai loka karya, aktif di kegiatan sosial atau memaksimalkan handycam menganggur di rumah dan membuat film independen.

Liburan tidak selalu bertujuan hura-hura, jika dilakukan dengan porsi yang tepat dia bahkan menjadi investasi yang memberikan return berupa semangat dan energi baru untuk kembali kepada kegiatan sehari-hari. Karena itu investasikan waktu dan dananya secara khusus untuk berlibur agar baterei Anda sekeluarga yang sudah hampir habis bisa bertenaga kembali.

Tidak ada komentar: